Adobe siap menggeser peran browser. Aplikasi desktop pun kini dapat digunakan untuk browsing Internet, menelepon, dan bahkan memutar video. Semuanya berkat Adobe Integrated Runtime (AIR).
Adobe AIR
Memang standar baru Internet Web 2.0, terkesan berlebihan. Standar ini meleburkan aplikasi desktop lokal dengan World Wide Web. Pada kondisi ideal, pengguna tidak merasakan apakah sedang mendengarkan lagu dari Internet atau dari hard disk lokal. Selama ini, kondisi ideal tersebut belum didukung oleh browser.
Namun, tanpa Internet Explorer, Firefox, dan sejenisnya, tidak ada layanan Web 2.0. Widgets yang tidak berfungsi tanpa dukungan feature dari sistem operasi. Adobe yang merupakan pesaing Microsoft, akan mengatasi masalah ini dengan AIR (Adobe Integrated Runtime). AIR mengambil file baik dari Internet maupun desktop dengan cara yang sama serta memprosesnya dengan sistem file khusus. Demikian juga dengan database pada web server. Data tidak lagi berjalan melalui web browser.
Menggunakan AIR:download, install, langsung jalan
Untuk pengguna, AIR gratis. Namun, untuk dapat memakainya, pengguna harus mendownload dan menginstall Framework dari https://www.adobe.com/products/air/showcase.html. Setelah itu, semua aplikasi AIR dapat Anda coba. Aplikasi-aplikasi ini tersedia pada website yang sama. Semuanya gratis! Berbeda dengan aplikasi Windows yang lain, instalasi tool ini tidak rumit karena software-software AIR tidak memasukkan entri dalam registry dan bahkan tidak menggunakan file library Windows.
Dengan demikian, sistem tetap bersih setelah program di-uninstal. Instalasi dilakukan dengan cara mengklik-ganda pada file AIR. Di dalamnya tersimpan semua file program dalam format yang terkompresi. Prinsip yang digunakan tidak jauh berbeda dengan file arsip ZIP. Installer hanya akan menyimpan file dalam direktori program yang dipilih. Selain itu, aplikasi dimasukkan ke dalam “Control Panel | Add or Remove Software”. Proses uninstall juga dilakukan dari sini. Memang, saat ini AIR masih berstatus Phase Beta. Versi finalnya akan dirilis pada awal 2008 nanti.
Saat ini, beragam aplikasi telah diprogram untuk AIR Beta 1. Namun, program ini tidak berjalan lagi pada Beta 2. Misalnya, AIR iPhone (lihat H28) tidak berjalan pada Beta 2, sebaliknya Adobe Media Player tidak berfungsi pada AIR Beta 1.
Internal Air:Air Code diproses tiga mesin
Framework AIR bekerja dengan tiga komponen untuk menggabungkan desktop dan Internet, yaitu Webkit, Flash Engine, dan database SOL-Lite. Webkit merupakan sebuah HTML Engine, dapat disamakan dengan Gecko pada Mozilla. Komponen ini merupakan basis untuk browser Apple, Safari. Engine ini merupakan pilihan yang tepat karena menawarkan kinerja yang cukup baik. Web code dapat ditransfer dengan baik sesuai dengan standar HTML.
Sebagai komponen Web 2.0, Webkit berperan penting untuk mempercantik desain interface. Sebaliknya, Flash Engine akan mentransfer kode program yang sebenarnya agar program dapat berjalan. Engine ini juga memiliki fungsionalitas lebih dari Flash player yang biasa dikenal. Engine ini dapat mengakses file sistem lokal dan memiliki akses read/write.
Jadi, file-file dapat di-drag&drop ke dalam program dengan mudah. Namun, Flash juga yang membatasi kemampuan AIR. Dibandingkan dengan Microsoft Silverlight, programmer tidak dapat menggunakan bahasa tradisional seperti C atau C++. Bahkan, AIR tidak dapat mengakses beberapa fungsi penting dari sistem operasi, misalnya hardware accelerator dari graphic card atau codec yang ter-install.
komponen Web 2.0
Adobe AIR akan menyulap aplikasi desktop menjadi sebuah aplikasi yang mendukung Web 2.0. Di sini, digunakan sebuah framework yang fleksibel sehingga program dapat mendukung bahasa program dan juga bahasa Web.
Programmer hanya dapat bekerja dengan bahasa webseperti JavaScript atau HTML, dan Ac-tionScript dari Flash serta Flex dari Adobe. Keterbatasan ini sebenarnya menjadi penting karena AIR dari awalnya dirancang untuk semua platform dan dikembangkan paralel untuk Windows dan Mac OS. Adobe segera merilis AIR versi Linux di Internet paling lambat pada awal 2008 nanti.
Programming: Web Code menjadi desktop tool
Aplikasi untuk Web 2.0 yang diprogram dengan HTML dan JavaScript langsung dapat di-com-pile sebagai aplikasi AIR. Langkah ini dilakukan dengan bantuan SDK (Software Development Kit) atau AIR Extension untuk Flash atau Flexbuilder. Versi terakhirnya, 3.0 ini berstatus open source sehingga tidak dikenakan biaya tambahan.
Proses compiling pun cukup mudah. Programmer hanya perlu membuat sebuah file XML untuk mengubah aplikasi Web 2.0 atau Flash menjadi aplikasi AIR. Setiap paket AIR memiliki komponen “
Application Descriptor File
”. “Application.xml
” ini berisi atribut penting seperti nama program, versi, dan copyright. Programmer dapat membuat file ini secara manual melalui AIR SDK ataupun secara otomatis dengan AIR Extension seperti untuk Flash atau Flex.Keamanan: cara AIR melindungi diri
Masalah yang muncul pada platform yang menggunakan data, baik dari komputer maupun dari Internet, adalah tingkat keamanannya. Pada AIR, lubang keamanan yang muncul pada Flash Player atau dalam Safari bisa saja terjadi pada framework AIR karena menggunakan kode yang sama. Namun, lingkungan AIR menawarkan beberapa tindakan keamanan. Misalnya, aplikasi tidak dapat di-install tanpa sepengetahuan pengguna.Pengguna selalu diminta mengonfirmasi kan semua proses instalasi.
Setiap aplikasi AIR menjalankan kode dalam sebuah Security Sandbox. Pada kasus yang ekstrem, akses file dibatasi hanya I boleh untuk membaca saja. Untuk bahasa HTML, pembatasannya lebih ketat. Di sini, web code yang di-reload dalam sebuah Inline Frame akan diproses oleh runtime dalam sebuah Sandbox tersendiri. Sandbox ini tidak memiliki akses tulis pada PC lokal. Biasanya, aplikasi Windows berjalan dalam window dengan sebuah bar di atasnya yang berisi menu dari beragam fungsi.
Pada Vista, konsep pengoperasiannya hampir sama, hanya tampilannya saja yang berbeda dan lebih menarik. Memang, programmer dapat mengembangkan interface yang berbeda untuk Windows. Namun, langkah ini memakan waktu dan biaya. Sebuah proyek seperti AIR iPhone tidak dapat dibatasi hanya dengan interface program yang biasa. Di sini, AIR Software mengintegrasikan konsep pengoperasian dari ponsel Apple.
Oleh sebab itu, programmer aplikasi AIR dapat mendesain sendiri sebuah struktur jendela dan menu tanpa membutuhkan kerja yang besar karena memang diorientasikan untuk desain seperti itu. Keleluasaan ini tidak akan diperoleh pada environment lain.
Kesimpulan: Desktop Web 2.0
Konsep dari AIR ini memang merupakan standar masa depan, tetapi bisa saja ide Web 2.0 menjadi lebih baik. Contoh paling baik adalah- Finetune. Webradio dengan musik-musik favorit ini tidak lagi harus diakses melalui website, melainkan langsung di desktop berkat pemanfaatan AIR. Namun, apakah teknik ini cukup menarik bagi para programmer? Bahasa tradisional seperti C dan C++ memang dapat melakukannya sebagian kecil.
Namun, tanpa ActionScript dari Flash, aplikasi tersebut tidak akan berjalan pada AIR. Untuk banner iklan, Flash memang tidak perlu AIR. Untuk itulah, diperlukan orang-orang yang memiliki ide-ide baik untuk Web 2.0 dan yang ingin memanfaatkannya untuk keperluan desktop. Di masa mendatang, sangat penting mempertimbangkan penggabungan dari fungsi-fungsi AIR dan Silverlight. 123